masukkan script iklan disini
Indah berpagar rumpun cempaka
Sekali bersemi tiada layu
Madah menggelegar pantun pusaka bersemi bumi tuah Melayu
Kemegahan tradisi Melayu tersaji dalam acara "Serumpun Berpantun Akhir Tahun 2024", sebuah perhelatan budaya yang mengedepankan seni pantun sebagai warisan tak ternilai masyarakat Melayu. Acara ini berlangsung khidmat dan meriah, disiarkan langsung melalui kanal YouTube Teraju.id, serta diikuti oleh empat tokoh budaya terkemuka yang membawa semangat dan inspirasi bagi generasi penerus:
1. Cek Zuol, ikon dari Serumpun Berpantun Mempawah, yang dikenal sebagai penjaga tradisi pantun di tanah Melayu.
2. Tok Noer Is, CEO Teraju News Network, yang mendukung penuh pengembangan media digital sebagai platform pelestarian budaya.
3. Agus Muare, Sultan Halu Melayu Pontianak, yang selalu menjadi figur pemersatu dalam mempertahankan identitas Melayu.
4. Hang Rongak, sosok berpengaruh dari Serumpun Berpantun Sambas, dengan dedikasinya mengajarkan pantun kepada generasi muda.
Cek Zuol menekankan bahwa acara ini adalah salah satu bentuk nyata komitmen menjaga keberlanjutan tradisi. “Pantun bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi ia adalah pusaka budaya yang mencerminkan kearifan lokal dan jati diri masyarakat Melayu,” ujarnya penuh semangat.
Pantun sebagai Perekat Budaya
Acara ini menghadirkan rangkaian kegiatan menarik, termasuk diskusi budaya, pembacaan pantun bersama, serta penampilan khusus dari masing-masing tokoh. Tok Noer Is menggarisbawahi pentingnya kolaborasi lintas generasi untuk melestarikan tradisi melalui media digital. “Dengan teknologi, kita dapat menjangkau generasi muda, membuat mereka lebih mengenal dan mencintai warisan nenek moyang,” katanya.
Sementara itu, Agus Muare mengingatkan bahwa pantun adalah bagian penting dari identitas Melayu. “Pantun bukan hanya seni bertutur, tetapi juga sarana komunikasi yang kaya makna, yang mengajarkan etika, keindahan bahasa, dan kebersamaan.”
Semangat Akhir Tahun untuk Melestarikan Budaya
Sebagai penutup, Hang Rongak menyerukan pentingnya regenerasi budaya. Ia menekankan bahwa anak muda harus dilibatkan dalam setiap upaya pelestarian, agar tradisi seperti pantun tetap hidup dan berkembang seiring zaman.
“Serumpun Berpantun Akhir Tahun 2024” menjadi bukti bahwa tradisi Melayu tetap relevan dan penuh makna. Acara ini tidak hanya menjadi perayaan budaya, tetapi juga simbol persatuan dan kebanggaan bagi masyarakat Melayu di seluruh nusantara.
SBN
#SahabatBorneoNews, #BeritaKalbar, #Kabar, #Olahraga, #SosialBudaya, #KabarKalimantanBarat,